Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian
Pandangan hidup
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia
menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan
hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh
akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut
pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
:
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya
- Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
- Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup
yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan
hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi,
maka pandangan hidup itu disebut
ideologi. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah
kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia,
damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Cita-cita,
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia
yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu
tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan
masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan
seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama
faktor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Kebajikan
Kebajikan atau
kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai
mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam
bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati
dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik,
sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh
karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka
orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut
suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat
menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut
suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata
dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada
pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri,
sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan
dan pengalaman.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja
keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas
timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
Keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu
- Aliran naturalisme;
hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang
tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme
berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
- Aliran intelektualisme;
dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik,
walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa
dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses.
Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup
ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu
yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang
berpikir rendah (bodoh)
- Aliran
gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal.
Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,
yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan
akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi
apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati
nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan
timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan,
kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika
berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika
berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal,
kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik
sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika
berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini
disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
Langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik :
- Mengenal
- Mengerti
- Menghayati
- Meyakini
- Mengabdi
- Mengamankan
Manusia dan Tanggungjawab
Tanggungjawab
Tanggungjawab
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab
adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau
memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab,
maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian
tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang
berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat
tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat
dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak
lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu
ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan
keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan
Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu ciri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik
atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan
bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam
Tanggungjawab :
- Tanggungjawab terhadap diri sendiri
- Tanggungjawab terhadap Keluarga
- Tanggungjawab terhadap masyarakat
- Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
- Tanggungjawab terhadap Tuhan
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari
semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggungjawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan,
hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahkluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan merupakan perwujudan
tanggungjawab kepada Tuhan.
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak
menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang
tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak
begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame
kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih
rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa
sesame teman..
Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran
dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara
ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja
diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Manusia dan Kegelisahan
Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan berasal
dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi
kecemasan. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam
kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan
neorotik dan kecemasan moril.
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan..
Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa khawatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergantung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan..
Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa khawatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergantung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
- Obsesi
- Phobia
- Kompulasi
- Hysteria
- Delusinasi
- Halusinasi
- Keadaan
emosi
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental
si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak
dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita
diajak pergi sendiri ke psikolog.
Manusia dan Harapan
Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahkluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota
masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan
manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Menurut
Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu adalah :
1. Kelangsungan
hidup
2. Keamanan
3. Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. Diakui
lingkungan
5. Perwujudan
cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka
tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam
bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dr
Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran :
1. Teori
koherensi: Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2. Teori
korespondensi : Teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3. Teori
pragmatis: Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Kepercayaan pada orang lain
- Kepercayaan pada pemerintah
- Kepercayaan pada Tuhan
Istana: SBY Fokus Jalankan Tugas dan Tanggung Jawab Presiden
Jakarta - Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha membantah bila langkah Susilo Bambang Yudhoyono memimpin pembenahan internal Partai Demokrat, disebut mengganggu kinerjanya sebagai presiden. Julian memastikan SBY fokus menjalankan tugas kepresidenan.
"Presiden SBY mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk kepentingan negara dan bangsa. Dalam menjalankan tugasnya di luar negeri di mana pun, Presiden selalu mencurahkan pikirannya untuk kepentingan nasional, di samping terus mengikuti perkembangan dinamika tanah air," kata Julian dalam keterangannya, Minggu (10/2/2013) malam.
Presiden SBY sebut Julian selalu berkomunikasi dengan jajaran kabinetnya untuk mengetahui perkembangan program yang dikerjakan. Namun lantaran hal tersebut tidak semuanya bersifat terbuka atau dipublikasikan, maka sejumlah pihak menafsirkan salah terhadap kinerja SBY.
"Dalam rapat, Presiden selalu memberikan arahan kebijakan, dan telah banyak hasil positif sebagai solusi atau jalan keluar dalam konteks permasalahannya. Saya kira beberapa pengamat politik dan politisi kurang memahami adanya hal ini, sehingga mendorong mereka sampai pada kesimpulan dengan membuat pernyataan naif, yang mendeskreditkan SBY," imbuh Julian.
Sedangkan dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, SBY harus meluangkan sedikit waktunya. "Karena keterpaksaan atas kondisi yang mengharuskannya untuk turun tangan demi menyelamatkan Partai Demokrat," tutur Julian.
"Patut diingat bahwa Pak SBY hanya menggunakan sehari atau hanya beberapa hari waktunya dalam delapan tahun memimpin sebagai Presiden. Beliau tidak pernah mengalokasikan waktu secara khusus untuk partainya, setidaknya sehari dalam seminggu. Padahal dalam politik, hal itu dapat dimaklumkan untuk dilakukan," ujar Julian.
Sumber : http://news.detik.com/read/2013/02/10/211609/2166137/10/istana-sby-fokus-jalankan-tugas-dan-tanggung-jawab-presiden