Sunday, November 20, 2011

Perintah-perintah Dasar Konfigurasi Router Cisco

Perintah Dasar Konfigurasi Router Cisco
Saya ingin berbagi ilmu yang saya dapat ketika saya masih kursus Cisco CCNA di Universitas Gunadarma.  Kali ini saya hanya akan membahas tentang konfigurasi dasar pada router cisco yang pada umunya dilakukan oleh seorang administrator.  Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungkan port console yang ada pada router ke port COM1 yang ada pada PC. Tapi jika anda tidak mempunyai router untuk belajar, anda bisa download software cisco packet tracer. Lalu buka Hyper Terminal, dengan cara klik start, all program, accessories communications, Hyper Terminal. Pada jendela port setting klik restore defaut lalu klik ok.
Langkah 1: Masukkan privileged mode EXEC.
Router> enable
Router #

Langkah 2: Masukkan modus konfigurasi global
Router # configure terminal
Router (config) #

Langkah 3: Konfigurasi nama router sebagai R1. Masukkan perintah hostname R1 pada prompt.
Router (config) # hostname R1
R1 (config) #


Langkah 4: Nonaktifkan DNS lookup. Nonaktifkan DNS lookup dengan perintah no ip domain-lookup.
R1 (config) # no ip domain-lookup
R1 (config) #


Langkah 5: Konfigurasi EXEC mode password.
Perintah ini dipakai untuk mengencripso password dengan md5, jika memakai enable password, maka password tersebut tidak di encripsi
R1 (config) # enable secret cisco
R1 (config) #


Langkah 6: Konfigurasi pesan-dari-hari-banner.
Mengkonfigurasi pesan-dari-hari-banner menggunakan perintah spanduk motd.
R1 (config) # banner motd &


Masukkan pesan TEKS. Akhiri dengan karakter '&'.
****************************************
INI ADALAH ROUTER CISCO
****************************************
&
R1 (config) #


Langkah 7: Konfigurasi password konsol pada router.
Gunakan cisco sebagai password. Ketika Anda selesai, keluar dari mode konfigurasi baris.
R1 (config) # line console 0
R1 (config-line) # password cisco
R1 (config-line) # login
R1 (config-line) # exit
R1 (config) #

Langkah 8: Konfigurasi password untuk virtual terminal baris / telnet
Gunakan cisco sebagai password. Ketika Anda selesai, keluar dari mode konfigurasi baris.
R1 (config) # line vty 0 4
R1 (config-line) # password cisco
R1 (config-line) # login
R1 (config-line) # exit
R1 (config) #


Langkah 9: Konfigurasi antarmuka FastEthernet0 / 0.
Konfigurasi antarmuka FastEthernet0 / 0 dengan alamat IP 192.168.1.1/24.
R1 (config) # interface FastEthernet 0 / 0
R1 (config-if) # ip 192.168.1.1 255.255.255.0
R1 (config-if) #no shutdown


Langkah 10: Konfigurasi antarmuka Serial0/0/0.
Konfigurasi antarmuka Serial0/0/0 dengan alamat IP 192.168.2.1/24. Mengatur clock rate
R1 (config-if) # interface seri 0/0/0
R1 (config-if) # ip 192.168.2.1 255.255.255.0
R1 (config-if) # clock rate 64000
R1 (config-if) # shutdown tidak ada
R1 (config-if) #


Langkah 11: Kembali ke privileged EXEC mode.
Gunakan perintah akhir untuk kembali ke privileged EXEC mode.
R1 (config-if) # end
R1 #


Langkah 12: Simpan konfigurasi R1.
Simpan konfigurasi R1 menggunakan copy running-config startup-config perintah.
R1 # copy running-config startup-config

Untuk melihat hasil settingan ip address yang baru dibuat ketik perintah :
R1#show ip route
R1#show ip interface brief

Saturday, November 19, 2011

3.4 Sarbanes Oxliy Act (SOX) dan Kaitannya dengan Struktur Pengendalian Intern (SPI)

Sarbanes – Oxley Act, biasa disebut SOX, SOA atau SarbOx, bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.

Undang-undang tersebut diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio). Undang-undang ini diterbitkan sebagai jawaban dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti: Enron dan kemudian diikuti oleh WorIdCom, Qwest, Tyco, HeaIthSouth dan lain-lain, yang juga melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam kelompok lima besar "the big five" seperti: Arthur Andersen, PWC, dan KPMG.

Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan.

Dengan adanya undang-undang SOX (Sarbanes Oxley Act) ini, Pemerintah dapat mengatur perusahaan melalui berbagai cara, baik melalui pembentukan undang-undang maupun berbagai peraturan pelaksanaan lainnya.

Pemerintah melakukan regulasi dengan tujuan agar terjadi persaingan yang sehat diantara pelaku usaha. Selain itu juga untuk menyeleraskan ketidakseimbangan kekuatan diantara pelaku usaha, konsumen secara individu, dan masyarakat pada umumnya.
Masyarakat baik dalam arti individu maupun kelompok sangat membutuhkan adanya suatu lembaga yang mengatur dan melindungi kepentingan mereka terutama terhadap barang/jasa publik.

Tujuan dari adanya pengaturan tersebut adalah berkaitan dengan 5 (lima) hal sebagai berikut :
1. Mengatur persaingan (regulate competition)
2. Melindungi konsumen (protect consumers)
3. Mendorong keadilan dan keselamatan (promote equity and safety)

Sumber:

3.3 Elemen Struktur Pengendalian Intern

Ada 5 elemen dalam Struktur Pengendalian Intern (SPI) :
            1.      Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
2.      Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

           3.      Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
  •          Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
  •          Pelimpahan tanggung jawab.
  •          Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
  •          Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional. 

             4.      Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.

            5.      Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

Sumber :

3.2 Struktur Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian intern dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan  menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:

  •          Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif
  •          Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi
  •          Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi
  •          Pengendalian Input, proses, dan output

Tujuan Pengendalian tersebut sangat sulit dicapai karena:
·         Perubahan-perubahan sangat cepat yang dihadapi perusahaan modern.
·         Risiko-risiko yang semakin banyak dihadapi suatu entitas.
·         Penggunaan teknologi komputer yang membutuhkan pengendalian tambahan dalam struktur pengendaliannya.
·         Faktor-faktor manusia, dimana pengendalian diterapkan melalui manusia.
Pengendalian intern dirancang untuk:

  •          Keefektifan dan efisiensi dari operasi.
  •          Keandalan pelaporan keuangan.
  •          Ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
  •          Menjaga kekayaan suatu organisasi.

Sumber :

3.1 Penjelasan Eksposur

Eksposur merupakan objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi.  Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan dan sebagainya.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya resiko :

-      Frekuensi : makin sering suatu kejadian dilakukan  maka semakin banyak risiko yang akan terjadi. Contohnya, perusahaan  yang banyak melakukan transaksi penjualan akan berisiko salah memasukkan data transaksi penjualan.

-      Kerentanan : makin rentan suatu aset, semakin besar risiko yang akan terjadi pada aset itu. Contohnya, kas sangat rentan dicuri daripada aktiva lainnya.

-    Ukuran : semakin besar nilai moneter dari kerugian potensial , semakin besar eksposur risikonya. Contohnya, suatu arsip piutang usaha menunjukkan eksposur risiko yang tinggi karena mengandung informasi penting tentang jumlah yang akan ditagih ke pelanggan dan kejadian lainnya yang memengaruh   pelanggan kredit.


Sumber :